Selasa, 31 Juli 2007

Tengkar SBY Zaenal Preseden Buruk

Perseteruan antara Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dengan mantan Wakil Ketua DPR, Zaenal Ma’arif masih terus bergulir. Namun konflik pribadi yang kini telah menjelma menjadi konflik institusi ini dikhawatirkan justru membawa preseden buruk bagi rakyat bila pihak yang berseteru tak bisa mengambil sikap negarawan.
Konflik yang melibatkan publik figur belakangan ini ternyata juga menarik perhatian pengamat hukum. Dosen Hukum Tata Negara, Fakultas Hukum Untan, Turiman, SH, M.Hum, menyampaikan pandangannya terhadap konflik tersebut tadi malam (31/7) di kantor redaksi Borneo Tribune. Turiman memandang konflik ini sudah menjadi sorotan masyarakat. Jika keduanya tak dapat mengendalikan diri dan terjebak pada sudut prilaku masing-masing, konflik ini bisa menjadi preseden buruk.
Preseden buruk ini akan muncul manakala keduanya lebih memakai sudut pandang masing-masing dalam menyelesaikan masalah.
Zaenal Ma’arif menurut Turiman sudah pasti melakukan beragam upaya untuk menyalurkan ambisi politiknya. “Dalam politik itu kan pertanyaannya adalah mana yang memungkinkan. Ini yang menjadi crucial point, SBY sebagai negarawan dan Zaenal sebagai politikus. Pak SBY berbicara dengan dasar kehormatan insitusi kepresidenan sedangkan Zaenal dengan logika politiknya,” terangnya. Keduanya menurut Turiman memang punya alasan masing-masing untuk memandang dari sudut latar belakang mereka. SBY secara pribadi tak bisa dilepaskan dari jabatannya sebagai kepala negara. Demikian juga Zaenal Ma’arif meski sudah tidak menjabat sebagai anggota DPR dan tak juga menjabat sebagai pengurus parpol yang kuat Ia tetap seorang politikus yang memiliki naluri politik cukup kuat.
“Kalau soal kenegarawanan diselesaikan oleh politikus nda akan selesai,” kata Turiman. “Dan ini akan jadi bola panas menjelang 2009, terlepas benar atau tidak,” analisa Turiman memprediksi kemungkinan kasus ini akan membawa efek politik bagi keduanya.
Menurut Turiman, masyarakat akan terus memantau perkebangan isu ini, dan hal ini bisa berdampak baik dan buruk bagi masyarakat. Jika penyelesaiannya bisa ditempuh secara elegan maka akan membawa manfaat positif bagi pemahaman warga terhadap sistem ketatanegaraan. Sebaliknya juga yang bakal terjadi. “Secara ketatanegaraan ini momen buat masyarakat untuk melihat bahwa presiden juga tidak kebal hukum,” kata Turiman.Sampai mana kedewasaan politik para pihak yang masuk dalam pusaran konflik ini dalam bersikap dapat dipastikan akan membawa efek bagi kehidupan politik warga. Hukum dan para penegaknya juga dipertaruhkan reputasinya, apatah mereka berkhidmat pada kekuasaan atau pada kebenaran tanpa susupan kepentingan politis.
dipublikasikan Borneo Tribune, dengan judul "Kenegarawanan SBY Diuji", Rabu 01/08

Jumat, 27 Juli 2007

UJ Sisir Daerah Pesisir

Usman Ja’far melakukan kunjungan ke wilayah pesisir utara Kalbar. Serangkaian acara dihelat untuk memikat perhatian warga terhadap kepemimpinanannya yang cukup stabil.

Setelah membuka Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) di Kota Sambas, Minggu, (22/7), Gubernur Usman Ja’far bersafari. Malam setelah menggelar ramah tamah dengan para guru di Pendopo Bupati Sambas, rombongan segera meluncur ke Masjid Raya Tebas. Di Masjid Al-Manar ini UJ diminta membuka lomba zikir maulud yang diikuti seluruh kecamatan di Kabupaten Sambas.

Setelah beristirahat di Singkawang, keesokan UJ membuka dan meresmikan acara dan bangunan, mengunjungi warga di pulau terpencil.
Pukul 21.00 rombongan UJ tiba di halaman Masjid Al-Manar, di malam yang semakin larut UJ tetap dinanti warga. Mereka cukup antusias mendengar ceramah gubernur.Kepada warga yang masih setia menanti kedatangannya gubernur menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras panitia yang berhasil menyelenggarakan perlombaan keagamaan tersebut. Selain itu seperti biasanya UJ tak lupa menyampaikan visi misinya kepada warga yang hadir. “Harmonis dalam etnis itu kita mulai dari keluarga dulu. Bapak sama ibu harus rukun,” ujar UJ menjabarkan visinya. Menjelang Pilkada UJ meminta warga ikut menyukseskan gawe tersebut. Tak lupa ia membawakan pantun andalannya, daun lontar. “Kalau ada daun lontar, kenapa harus menanam ulin. Kalau sudah ada Usman Ja’far kenapa harus pilih yang lain,” kata UJ berpantun.

Di ujung acara warga melalui MC yang memandu acara tersebut memberi dukungan pada duet JU – LHK. Tak mau kalah dengan Gubernur, MC juga membungkus kalimatnya dengan pantun. “Membawa ember di tepi kali, dibawa ke tengah terik matahari. Kalau Nopember nanti Pak Gubernur mencalon lagi, kami masyarakat Tebas tak bakal lari,” ujar sang MC.

Pulang dari Tebas di malam buta. UJ dan rombongan beristirahat di Singkawang. Keesokan harinya rombongan bersiap mengarungi lautan menuju Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung. Dua pulau penghasil ikan dan rempah-rempah di kabupaten Bengkayang. Ombak laut dan cuaca yang terlihat mendung tak menghalangi tekad Gubernur untuk berjumpa dengan warga pulau meski harus diarungi dengan kapal klothok. Setibanya di pulau rombongan UJ disambut meriah warga. Di steigher Pulau Lemukutan UJ disambut hangat warga begitu pula saat ia menaiki dermaga Pulau Kabung. Warga kedua pulau yang belum pernah dikunjungi pejabat setingkat gubernur nampak larut dalam kebahagiaan. “Alhamdulillah saya senang. Baru kali ini Pulau Lemukutan didatangi Gubernur,” Kata Ahmad Nizam, Kepala Desa Pulau Lemukutan.
Seharian UJ dan rombongan kepala-kepala dinas yang ikut menggelar acara di 2 pulau ini.
Sore hari, ketika matahari mulai menyingsing di ufuk, UJ dan sebagian rombongan yang turut serta mohon pamit pada warga pulau Kabung.

Beristirahat kembali di Kota Singkawang. Pagi harinya Gubernur sudah dinanti oleh para pensiunan PNS yang tergabung di PWRI (Persatuan Wredatama Republik Indonesia). Di hadapan para sepuh PNS ini UJ menyampaikan visi misi pembangunan dan mengajak para pensiunan untuk tidak meninggalkan gelanggang pengabdian. Menjelang Pilkada UJ berharap para pensiunan bisa menjadi panutan bagi warga untuk menjadikan Pilkada sebagai ajang peralihan kekuasaan yang damai. Bapak-bapak pensiunan itu pun tak menolak ajakan UJ.
Usai membuka acara HUT PWRI di Singkawang UJ bergegas menuju lokasi pengugsian korban banjir di Sedau. Di lokasi UJ bersama istri nampak berusaha menghibur dan memberi dorongan pada warga yang ditimpa musibah. Tak ayal kedatangannya pun disambut hangat warga yang ada di penampungan. Secara simbolis UJ yang datang tanpa persiapan dan belum terjadwalkan memberi bantuan spontanitas untuk warga.

Dalam perjalanan pulang menuju Kota Pontianak rombongan UJ masih menyempatkan diri menghadiri undangan warga. Di Desa Karimunting UJ diminta meresmikan TK/TPA Permata Bunda yang terletak di Komplek Masjid Jami’ Mujahidin. Di hadapan warga ia didaulat untuk meberi sambutan dan membuka selubung kain penutup plang nama TK. Sambutan warga cukup antusias padanya.

Lepas meresmikan TK/TPA di Karimunting acara kunjugan UJ belum selesai. Masih di kawasan pesisir di jalur Pontianak Singakawang UJ menghadiri satu kegiatan lagi. Bertempat di Kantor Camat Sungai Raya, Gubernur memberi bantuan secara simbolik pada kelompok nelayan di wilayah pesisir tersebut. Sebanyak enam kelompok nelayan mendapat bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kalbar yang diserahkan langsung oleh UJ. Tak ayal, warga-warga yang mendapat bantuan tersebut pun terlihat sumringah.

Selama 3 hari, sejak Hari Minggu hingga Selasa UJ menyinggahi desa-desa yang ada di daerah pesisir. Tak sia-sia, warga terlihat antusias menyambut kedatangan gubernur mereka.Kedatangan UJ, meski hanya sambil lalu tetap meninggalkan kesan yang cukup berarti bagi warga. Sekecil apapun sentuhan dan perhatian yang diberikan oleh pejabat kepada warga tetap akan diingat oleh mereka sebagai sebuah perhatian tulus. (*)

*Dipublikasi dalam edisi cetak Borneo Tribune, 26 Juli 2007